Saturday, December 28, 2013


Tiap waktu bergulir, menit ke menit, minggu ke minggu, bulan ke bulan atau tahun ke tahun selalu membawa hal-hal untuk dikenang. 2013, bagiku layak untuk dikenang, tentang tulis menulis salah satunya. Tiga buah buku keroyokan alias buku nebeng, berhasil nongol. Menyenangkan rasanya memulai proses menjadi penulis buku benaran, suatu saat kelak.

Kumpulan Puisi Esai “Tarian Cinta Anak Koruptor”




Buku ini adalah kumpulan pemenang lomba puisi esai Denny JA untuk kategori, puisi terbaik. Ada enam penyair didalamnya; Alex R. Nainggolan, Baiq Ratna Mulyaningsih, Carolina Betty Tobing, Chairunnisa, Damhuri Muhammad dan aku sendiri. Buku ini terbit pada Januari 2013 dengan editor Jamal D. Rahman dan kata pengantar dari Nenden Lilis Aisyah.

Puisi esai yang kubuat berjudul “Jangan Panggil Kami Kubu !”, sebenarnya berisi syair-syairku yang berserak. Syair yang kutulis di lapangan ketika tengah mengajar anak-anak Orang Rimba, atau kutulis ketika berada di Jambi ketika pulang dari lapangan. Maka wajar saja sebagai sebuah puisi panjang nampak terpisah, kisahnya tak menyatu utuh. Meski tetap ada jalinan satu sama lain.
Sisi emosional tokoh juga menjadi rapuh, karena memang tidak digarap pada dimensi itu. Dalam pengantar tulisan kritik tentang hal itu disampaikan oleh Ibu Nenden Lilis Aisyah.

Sungguh sebuah kebahagiaan bisa menjadi bagian dari proses lahirnya karya-karya awal puisi esai di tanah air. Meski sekedar penggembira, tentunya.

Buku kumpulan puisi esai ini diterbitkan oleh Jurnal Sajak Indonesia, buku ini secara online bisa didapatkan disini...

Pancasila, Apa Kabar ?

Buku ini adalah kompilasi 20 pemenang lomba ngeblog tentang pancasila yang diadakan oleh pusakaindonesia.org dan dapur buku. Beruntung salah satu tulisanku muncul sebagai pemenang kedua, sehingga berhal diikutkan dalam antologi ini.
Sayangnya buku ini tak dicetak secara masal, tapi dari penuturan penyelenggara, mereka sedang mengupayakan buku ini diterbitkan oleh major publisher. Tapi entahlah.
Terpenting sebagai sebuah proses belajar buku ini cukup menyenangkanku. Buku ini sendiri diterbitkan oleh dapur buku dan pusakaindonesia.org.

Love Journey #2 “Mengeja Seribu Wajah Indonesia”

 Di penghujung 2013, salah satu tulisanku muncul sebagai bagian dari buku Love Journey #2 “Mengeja Seribu Wajah Indonesia”. Penerbitnya adalah Divapress melalui lini DeTeens. Senang rasanya bisa bergabung dengan 19 penulis yang berhasil lolos audisi buku ini. Ditambah dua tulisan dari penggagas buku dan tiga penulis tamu.
Dalam audisi ini aku menulis catatan mungil tatkala berkunjung di Penyalai, Riau dan catatan tentang Orang Rimba. Menyenangkan bisa berbagi kisah tentang sisi lain nusantara.

Akhirnya, semoga 2014 bisa menghadirkan buku yang ditulis sendiri :). Tapi lebih dari itu semoga 2014 hidup bisa lebih bermakna, bagi keluarga, paling tidak :)

Foto 1 : Diambil dari puisi-esai.com
Foto 2 : Diambil dari pusakaindonesia.org
Foto 3 : Diambil dari lafatah.wordpress.com 



0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Popular Posts