Thursday, December 29, 2011



Adiemus, pernah dengar lagu itu ? Mungkin, tak banyak yang mengenal lagu ini. Mereka yang penggemar film Final Fantasy saya yakin kenal lagu ini. Pertama kali mendengar , terasa ada keping-keping dalam pikiran dan hati yang berputar dalam imaji. Pesona nada yang sungguh tak biasa. Bagi saya yang tak terlalu mengerti musik, merasakan nada-nada yang diakronis tapi harmonis, serasa diombang ambing oleh sesuatu yang tak bisa dijelaskan. Sesuatu yang membuai sekaligus mengusik, sesuaut yang jauh tapi terasa dekat, serba silang sengkarut.

Aku pernah mendengar Mozart, Chopin, Kitaro sampai Lady Gaga, tapi entah mengapa Adiemus ini seolah mengulik rasa terdalam kesadaran. Sekali lagi, sesuatu yang tak terkatakan. Apakah aku terlarut dalam liriknya ? Itulah bedanya, lagu ini hadir dengan lirik yang tak jelas bahasa apa, ada yang menyebut Latin. Tapi ternyata bukan. Ada yang berspekulasi liriknya dibawa dari lagu-lagu etnis di Afrika. Bisa jadi, tapi tetap saja bukan. Teringat komentar seseorang di Youtube, This song is the anthem of the world. Benar juga, lagu ini seperti mewakili sedemikian banyak entitas dunia didalamnya.

Adiemus, master piece dari komposer asal Wales, Karl Jenkins ini sungguh-sungguh melintasi batas-batas teritori. Sebuah dimensi yang begitu berwarna. Mendengar lagu ini, kadang pikiranku melayang menyusuri Danau Victoria di Afrika sana. Membawaku pada perjalanan Hening Speke mencari muasal sumber air Sungai Nil. Perjalanan ambisius, penuh misteri dan dipenuhi kesengsaraan dalam penjelajahan. Kesengsaraan yang berujung pada pencapaian, meski ekspedisi itu sendiri tak menemukan sumber sesungguhnya dari Nil, tapi ekspedisi telah membuka mata dunia akan sebuah danau luas alang kepalang yang menghidupi gersangnya Afrika. Perse menasbihkan nama ratunya untuk danau yang ia temukan itu.

Di lain waktu mendengar lagu ini pikiranku seolah diundang ke kecamuk pertarungan China klasik dengan konfusianisme berhadapan dengan China modern dengan wajah yang mulai menghadap kapitalisme Barat. Sebuah asimetri yang justru membawa China pada keseimbangan dan pencapaian yang mengesankan sejauh ini. Begitupun lagu ini asimetri yang seimbang, something different.

Ah, Adiemus dinyanyikan Miriam Stokley, Vijo, Nina Tapio dan kawan-kawan mungkin tak ada sangkut paut dengan peristiwa yang kubayangkan itu. Tapi, gairah dan jiwa lagu ini mampu menggerakkan kita pada pengalaman-pengalaman yang mencengangkan. Di saat bersamaan, lagu ini juga kerap mengurungku dalam rindu-rindu yang tak terperihkan pada seseorang di seberang benua sana. Kadang pula lagu “tak jelas” ini mengantarku tentang bayang-bayang keberakhiran. Muara dari kehidupan,betapa ringkihnya hidup dan ruang tempat kita menjalani hidup ini.
Adiemus hadir dalam album Songs of Sanctuary (1995). Satu lagu seribu rasa, begitulah kusebut lagu ini. Bersama komposisi nada-nada “gelap” Adiemus, membuatku menyelam. Sebuah laut yang dalam, tanpa pengetahuan sebelumnya, banyak hal tak terduga dijumpai. Itulah sisi lagu ini yang kurasa.

Adiemus, oleh para pakar musik disebut-sebut sebagai bagian dari genre New Age. Genre musik yang mengedepankan artistifikasi musik, bermuatan optmistik dan mengundang relaksasi pikiran. Ah, tak tahulah. Kurang mengerti. Satu yang kutahu, Adiemus menghanyutkanku pada lembah-lembah terjauh dari imaji. Memerangkapku pada penjangkauan terdalam dari harapan. Ehm, coba simak saja deh dengan seksama. Karena pengalamanku mendengarkan pastinya berbeda dengan anda…

Berikut lirik lagu Adiemus


Ariadiamus late ariadiamus da
ari a natus late adua
A-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te la-te-a
Ariadiamus late ariadiamus da
ari a natus late adua
A-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te la-te-a
A-na-ma-na coo-le ra-we
a-na-ma-na coo-le ra
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la...
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la........
ah-ya-doo-ah-eh
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la.....
a-ya-doo-ah-eh...
a-ya doo a-ye
a-ya doo a-ye
****
A-na-ma-na coo-le ra-we
a-na-ma-na coo-le ra
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la...
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la........
ah-ya-doo-ah-eh
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la.....
a-ya-doo-ah-eh...
a-ya doo a-ye
a-ya doo a-ye
---
a-ri-a-di-a-mus la-te
a-ri-a-di-a-mus da
a-i-a na-tus la-te a-du-a.
A-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te la-te-a.
A-na-ma-na coo-le ra-we
a-na-ma-na coo-le ra
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la...
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la........
ah-ya-doo-ah-eh
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la.....
a-ya-doo-ah-eh...
a-ya doo a-ye
a-ya doo a-ye
ya-ka-ma ya-ma-ya-ka-ya me-ma
a-ya-coo-ah-eh mena
ya-ka-ma ya-ma-ya-ka-ya me-ma
a-ya-coo-ah-eh mena
ya----ka--ma me--ah
a-ya-coo-ah-eh mena
ya----ka--ma me--ah
(Adiemus/Karl Jenikins)

Related Posts:

  • Inspiring Movies (for Me) Ada banyak film yang telah kutonton, 100 ? mungkin lebih. tapi entah mengapa empat film berikut sangat terkenang dan memberi banyak warna dalam hidupku. Bisa jadi banyak di antara kita telah menyaksikan film-film berikut,… Read More
  • Sebuah Pagi di Muara !-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 110730468… Read More
  • Indonesia 2027 di "Baju baru Sang Raja" Baju baru sang raja/doc@huzera Layar tersingkap, tiba-tiba saja seorang pemuda berteriak lantang “Wahai penguasa, betapa rakusnya kau akan tahta dan harta, sedang rakyatmu merintih kemiskinan…bla..bla..” Tiba-t… Read More
  • Air Berbotol atau Botol Berair ?                                     &nb… Read More
  • Ayah Rajab, Memimpin Gerakan Hijau Dalam Sunyi Rajab namanya, aku memanggilnya Ayah, bukan karena hubungan biologis tapi simbol kedekatan dan rasa hormat. Beliau pahlawan lingkungan sejati bagiku, saat lembaga-lembaga dan yang mengaku aktivis dunia membincang isu … Read More

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Popular Posts