Adiemus,
pernah dengar lagu itu ? Mungkin, tak banyak yang mengenal lagu ini.
Mereka yang penggemar film Final Fantasy saya yakin kenal lagu ini.
Pertama kali mendengar , terasa ada keping-keping dalam pikiran dan hati
yang berputar dalam imaji. Pesona nada yang sungguh tak biasa. Bagi
saya yang tak terlalu mengerti musik, merasakan nada-nada yang diakronis
tapi harmonis, serasa diombang ambing oleh sesuatu yang tak bisa
dijelaskan. Sesuatu yang membuai sekaligus mengusik, sesuaut yang jauh
tapi terasa dekat, serba silang sengkarut.
Aku
pernah mendengar Mozart, Chopin, Kitaro sampai Lady Gaga, tapi entah
mengapa Adiemus ini seolah mengulik rasa terdalam kesadaran. Sekali
lagi, sesuatu yang tak terkatakan. Apakah aku terlarut dalam liriknya ?
Itulah bedanya, lagu ini hadir dengan lirik yang tak jelas bahasa apa,
ada yang menyebut Latin. Tapi ternyata bukan. Ada yang
berspekulasi liriknya dibawa dari lagu-lagu etnis di Afrika. Bisa jadi,
tapi tetap saja bukan. Teringat komentar seseorang di Youtube, This song is the anthem of the world. Benar juga, lagu ini seperti mewakili sedemikian banyak entitas dunia didalamnya.
Adiemus, master piece
dari komposer asal Wales, Karl Jenkins ini sungguh-sungguh melintasi
batas-batas teritori. Sebuah dimensi yang begitu berwarna. Mendengar
lagu ini, kadang pikiranku melayang menyusuri Danau Victoria di Afrika
sana. Membawaku pada perjalanan Hening Speke mencari muasal sumber air Sungai Nil. Perjalanan ambisius, penuh misteri dan dipenuhi kesengsaraan
dalam penjelajahan. Kesengsaraan yang berujung pada pencapaian, meski
ekspedisi itu sendiri tak menemukan sumber sesungguhnya dari Nil, tapi
ekspedisi telah membuka mata dunia akan sebuah danau luas alang kepalang
yang menghidupi gersangnya Afrika. Perse menasbihkan nama ratunya untuk
danau yang ia temukan itu.
Di
lain waktu mendengar lagu ini pikiranku seolah diundang ke kecamuk
pertarungan China klasik dengan konfusianisme berhadapan dengan China
modern dengan wajah yang mulai menghadap kapitalisme Barat. Sebuah
asimetri yang justru membawa China pada keseimbangan dan pencapaian yang
mengesankan sejauh ini. Begitupun lagu ini asimetri yang seimbang, something different.
Ah,
Adiemus dinyanyikan Miriam Stokley, Vijo, Nina Tapio dan kawan-kawan
mungkin tak ada sangkut paut dengan peristiwa yang kubayangkan itu.
Tapi, gairah dan jiwa lagu ini mampu menggerakkan kita pada
pengalaman-pengalaman yang mencengangkan. Di saat bersamaan, lagu ini
juga kerap mengurungku dalam rindu-rindu yang tak terperihkan pada
seseorang di seberang benua sana. Kadang pula lagu “tak jelas” ini
mengantarku tentang bayang-bayang keberakhiran. Muara dari
kehidupan,betapa ringkihnya hidup dan ruang tempat kita menjalani hidup
ini.
Adiemus
hadir dalam album Songs of Sanctuary (1995). Satu lagu seribu rasa,
begitulah kusebut lagu ini. Bersama komposisi nada-nada “gelap” Adiemus,
membuatku menyelam. Sebuah laut yang dalam, tanpa pengetahuan
sebelumnya, banyak hal tak terduga dijumpai. Itulah sisi lagu ini yang
kurasa.
Adiemus, oleh para pakar musik disebut-sebut sebagai bagian dari genre New Age.
Genre musik yang mengedepankan artistifikasi musik, bermuatan optmistik
dan mengundang relaksasi pikiran. Ah, tak tahulah. Kurang mengerti.
Satu yang kutahu, Adiemus menghanyutkanku pada lembah-lembah terjauh
dari imaji. Memerangkapku pada penjangkauan terdalam dari harapan. Ehm,
coba simak saja deh dengan seksama. Karena pengalamanku mendengarkan
pastinya berbeda dengan anda…
Berikut lirik lagu Adiemus
Ariadiamus late ariadiamus da
ari a natus late adua
ari a natus late adua
A-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te la-te-a
a-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te la-te-a
Ariadiamus late ariadiamus da
ari a natus late adua
ari a natus late adua
A-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te la-te-a
a-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te la-te-a
A-na-ma-na coo-le ra-we
a-na-ma-na coo-le ra
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la...
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la........
ah-ya-doo-ah-eh
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la.....
a-ya-doo-ah-eh...
a-ya doo a-ye
a-ya doo a-ye
a-na-ma-na coo-le ra
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la...
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la........
ah-ya-doo-ah-eh
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la.....
a-ya-doo-ah-eh...
a-ya doo a-ye
a-ya doo a-ye
****
A-na-ma-na coo-le ra-we
a-na-ma-na coo-le ra
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la...
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la........
ah-ya-doo-ah-eh
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la.....
a-ya-doo-ah-eh...
a-ya doo a-ye
a-ya doo a-ye
---
a-ri-a-di-a-mus la-te
a-ri-a-di-a-mus da
a-i-a na-tus la-te a-du-a.
A-na-ma-na coo-le ra-we
a-na-ma-na coo-le ra
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la...
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la........
ah-ya-doo-ah-eh
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la.....
a-ya-doo-ah-eh...
a-ya doo a-ye
a-ya doo a-ye
---
a-ri-a-di-a-mus la-te
a-ri-a-di-a-mus da
a-i-a na-tus la-te a-du-a.
A-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te la-te-a.
a-ra-va-re tu-e va-te
a-ra-va-re tu-e va-te la-te-a.
A-na-ma-na coo-le ra-we
a-na-ma-na coo-le ra
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la...
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la........
ah-ya-doo-ah-eh
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la.....
a-ya-doo-ah-eh...
a-ya doo a-ye
a-ya doo a-ye
a-na-ma-na coo-le ra
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la...
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la........
ah-ya-doo-ah-eh
a-na-ma-na coo-le ra-we a-ka-la.....
a-ya-doo-ah-eh...
a-ya doo a-ye
a-ya doo a-ye
ya-ka-ma ya-ma-ya-ka-ya me-ma
a-ya-coo-ah-eh mena
ya-ka-ma ya-ma-ya-ka-ya me-ma
a-ya-coo-ah-eh mena
ya----ka--ma me--ah
a-ya-coo-ah-eh mena
ya----ka--ma me--ah
a-ya-coo-ah-eh mena
ya-ka-ma ya-ma-ya-ka-ya me-ma
a-ya-coo-ah-eh mena
ya----ka--ma me--ah
a-ya-coo-ah-eh mena
ya----ka--ma me--ah
(Adiemus/Karl Jenikins)
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.