Sunday, April 6, 2014


Tersebutlah sebuah kisah, di sebuah kota dimana mendoan menjadi makanan pokok penduduknya, seorang lulusan SMA baru saja diterima di UNPAD-Purwokerto. Unpad koq nang Purwokerto ? Ngawuur..iki. Jangan salah paha (*-&^%$)  dulu, UNPAD itu UNiversitas PAk Dirman alis Univ. Jenderal Soedirman.

Dengan penuh percaya diri remaja yang baru lulus dari Jogja itu melangkah, hari pertama ia bertekad untuk segera bisa berbahasa Banyumas yang ngapak-ngapak itu, praktek kuncinya, bisik remaja itu dalam hati.
Petualangan di Purwokerto pun dimulai, naiklah si remaja itu ke mobil angkot, ada lima penumpang di dalam angkot tersebut. Tak lama dua orang penumpang turun, sebelum turun salah satu penumpang berbicara ke temannya “inyong kencot, tak lama mereka turun. Lalu beberapa saat dua penumpang tersisa juga menyebut-nyebut kata kencot. Lantas mereka turun…

Berbekal tekad ingin segera bisa berbahasa Banyumas, si remaja yakin dia sudah mendapat pelajaran di dalam angkot. Tak lama gedung kampusnya pun nampak, dengan percaya diri ia berteriak ke sopirnya..

Pak kencooot pak,” teriak remaja itu kalem dan penuh yakin.

Kencoot pak,”suara remaja itu meninggi.

Si sopir tetap cuek dan mobil terus melaju.

Pak…kencot ko pak.”Pemuda itu berteriak lebih keras

Mobil pun berhenti, si sopir menoleh sembari tersenyum. Si pemuda pun turun dengan perasaan kesal. Tapi, dibalik itu semua, si remaja merasa senang karena sudah mengerti cara menghentikan angkot di kota Purwokerto. Kencot berarti berhenti. Dalam hati remaja itu tersenyum penuh kebanggaan.



________________

*Kencot dalam bahasa Banyuams bermakna lapar…
*Kisah diangkat dari pengalaman pribadi saat pertama kali pindah ke Banyumas..

Foto : huzer apriansyah




Popular Posts