Sumber : www.ongisnade.net |
Ini kali
kedua kukirim surat
untuk mereka, ya mereka. Mereka sepasukan anak muda berseragam merah. Mereka
yang telah menjadi pelipur di tengah seribu satu duka di negeri kami ini.
Anak muda
berseragam merah, meski asah tentang juara belumlah menemukan wujudnya namun
kau tetap tak berubah. Tetap saja kau adalah harmoni di tengah disharmoni yang
dihadirkan si empunya kuasa di kursi-kursi terhormat. Anak-anak muda itu oase
di keruhnya suasana negeri yang dipacu oleh rasa saling benci. Kau, telah
menerbitkan harapan di saat anak-anak muda lainnya di negeri ini kehilangan suar
kehidupan; tawuran, obat terlarang dan kebencian telah menjadi warna dominan anak
muda di negeri kita ini…
Esok kau
akan kembali ke lapangan, menarikan impian sekaligus harapan berpuluh juta
rakyat Indonesia .
Meski tarianmu belakangan tak selentur dan tak seindah yang diharapkan, tapi
percayalah akan ada berjuta kibaran merah putih di belakangmu. Mereka yang
setia memperjuangkan harapan akan selalu ada bersamamu, hari ini, esok dan
nanti. Kami tak boleh kehilangan asah, karena akan pedih bagimu menari tanpa
sorak sorai kami. Aku yakin jiwamu akan menangis andai tarian perjuanganmu kami
abaikan.
Sunggu aku
tak sanggup untuk berkata bahwa kami tak butuh kemenangan, meski kami tahu berat
sungguh bebanmu untuk itu. Tapi aku tak bisa berbohong bahwa kami butuh kemenangan,
kemenangan yang akan membawa kami pada keberanian merengkuh mimpi. Kemenangan
yang tidak hanya berarti bagi sebuah asah bernama piala dunia, tapi lebihd ari
itu kemenangan yang akan menjadi warna baru bagi tanah kita. Tanah yang telah
direnggut keelokannya oleh keserakahan. Tanah yang tak dikelola dengan amanah.
Namun
harapan akan kemenangan itu semoga tak menjadi beban bagi tarianmu esok, tak
menjadi duri di atas lapangan. Sejatinya kami tak memikirkan kemenangan itu, sungguh
!! Karena kami tahu ada waktunya nanti. Lebih dari sebuah kemenangan kami ingin
menyaksikan tarianmu dalam semangat tanpa henti selama 90 menit, semangat yang mengingatkan kami untuk tidak
berhenti berjuang dalam hidup seberat apapun dinamikanya. Kami ingin melihat
kaki-kaki lincahmu berlari dengan energi dan mimpi, yang mengingatkan kami
untuk untuk berani bermimpi meski realitas begitu pedih. Kami mau kalian menari
dari harmoni kerjasama, yang akan mengingatkan bangsa ini, bahwa kita butuh
kerjasama, bukan kebencian dan prasangka seperti yang selama ini dipertontonkan
di layer teve.
Setangguh
apapun lawanmu esok, kami tak berhenti berteriak dan berdoa. Sekecil apapun
peluang kita esok, bermainlah layaknya kanak-kanak yang mencintai bola dengan
hatinya, berlarilah seperti air yang mengalir, bekerjasamalah dengan ketulusan
dan kerendahan hati layaknya pasukan lebah yang tak kenal lelah.
Menarilah
anak muda berseragam merah !!!
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.